Gunungsitoli merupakan kota tertua dan terbesar yang ada di Kepulauan Nias. Setelah ditingkatkan statusnya dari Kecamatan menjadi daerah otonom, popularitas kota yang dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 47 Tahun 2008 ini semakin dikenal baik tataran lokal atau regional bahkan internasional.
Drs Martinus Lase, MSP sejak diangkat sebagai Pejabat Wali Kota Gunungsitoli pada 25 Mei 2009 telah menjalankan tiga tugas pokoknya yaitu: mempersiapkan struktur dan mekanisme pemerintah daerah, kedua menyiapkan pembentukan DPRD dan ketiga memfasilitasi pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang definitif.
Dalam pemilihan kepala daerah pertama, Drs Martinus Lase, MSP, terpilih menjadi wali kota Kota Gunungsitoli pertama untuk periode 2011-2016, didampingi Wakil Wali Kota Drs. Aroni Zendrato.
Sejak saat itu pula, perlahan namun pasti, geliat Kota Gunungsitoli sebagai pintu gerbang Kepulauan Nias semakin dirasakan. Ibaratnya, ada warna dan semangat baru serta harapan supaya kota berpenduduk 125.495 ini sejajar dengan daerah lain.
Dengan penuh semangat, kota ini langsung melakukan gebrakan memutar roda pembangunan dan pemerintahan. Dan, sebagai landasan bertindak sekaligus pedoman melakukan berbagai program, telah ditetapkan sebuah visi yakni, Gunungsitoli Kota SAMAERI .
Dalam bahasa Nias, SAMAERI bermakna sebagai seorang ibu yang senantiasa mengayomi, memelihara, menuntun, tidak membiarkan anaknya terlantar apalagi sampai kelaparan. Bahkan secara terus menerus selalu siap mengawal perjalanan kehidupan anaknya menuju masa depan yang gilang-gemilang.
Berangkat dari pemahaman itulah, maka kata SAMAERI diberi nafas guna membumikan dalam melakukan misi pemerintahan dan pembangunan Kota Gunungsitoli dengan uraian sebagai berikut: SA = Satukan langkah dan tekad, MA = Mandiri, E = Ekonomi kerakyatan, RI = Beriman.
Dengan demikian visi SAMAERI akan dilaksanakan melalui perumusan misi yaitu SAtukan langkah dan tekad mewujudkan kota Mandiri yang berbudaya, sejahtera dan berwawasan lingkungan, dengan penguatan program Ekonomi, pendidikan, kesehatan, pariwisata dengan dukungan masyarakat beRIman, yang takut akan Tuhan sehingga memperoleh curahan berkat berkelimpahan yang dapat dinikmati secara bersama-sama.
Jadi Magnet Baru
Setelah resmi menjadi daerah otonom, Kota Gunungsitoli yang dipimpin Drs Martinus Lase, MSP yang sempat menjabat Wakil Kepala Kantor Penanaman Modal Provinsi Sumatera Utara sejumlah calon investor terus berdatangan dan tertarik untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada.
Kemudahan pengurusan keperluan perizinan bagi calon investor dan pihak lain, membuktikan komitmen Pemko Gunungsitoli membuka jalan selebar-lebarnya bagi pihak swasta untuk menanamkan modalnya di Kota Gunungsitoli.
Memasuki tahun keempat kepemimpinan Drs. Martinus Lase, MSP, beberapa program pembangunan berhasil dilaksanakan: pembangunan Kantor Wali Kota, pembukaan jalan di seluruh kecamatan, pembangunan kawasan wisata, dan pembangunan sejumlah infrastruktur publik.
Kota Gunungsitoli yang dulu semraut dan kumuh, kini berubah menjadi kota yang asri, aman, dan tertib. Banyak hal yang telah dicapai, namun ada juga harapan masyarakat yang belum terpenuhi.
Kelahiran kota otonom Gunungsitoli tak lain adalah demi memacu kemajuan Provinsi Sumatera Utara pada umumnya dan Kepulauan Nias pada khususnya. Keberhasilan program pembangunan merupakan hasil kerja pemerintah dan masyarakat. (adv/berbagai sumber)