Bengkulu – SuaraNusantara
Sejumlah warga Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu mengeluhkan sulitnya mendapat elpiji bersubsidi di daerah terutama elpiji ukuran 3 kg. “Saat ini elpiji ukuran 3 kg sulit didapatkan, kalaupun ada ada di warung harga jualnya sudah mahal. Kalau sebelumnya di warung dijual Rp18.000 sampai Rp20.000 saat ini dijual hingga Rp25.000 per tabung,” kata Aswani (37), pedagang bakso di Kecamatan Curup Tengah, Kamis (16/3/2017).
Adanya kelangkaan dan naiknya harga jual gas ukuran 3 kg di daerah itu, kata dia, sudah terjadi sejak akhir 2016 seiring dengan adanya rencana pemerintah mengalihkan elpiji bersubsidi dengan nonsubsidi.
Sejauh ini, dia belum mengetahui penyebab kelangkaan gas bersubsidi di wilayah itu mengingat peredaran gas ukuran 3 kg ini belum ada perubahan sehingga seharusnya gas ini bisa didapatkan oleh masyarakat tidak mampu dan pengusaha UMKM seperti dirinya guna mendukung usahanya.
Sementara itu Satria, staf dari PT Putri Cempaka Lestari yang menjadi agen gas ukuran 3 kg yang ditunjuk PT Pertamina di wilayah Kota Curup mengatakan kelangkaan elpiji ukuran 3 kg ini diduga akibat adanya permainan pangkalan gas guna mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
“Saat ini pasokan gas elpiji 3 kg dari PT Pertamina Bengkulu untuk wilayah Curup tidak mengalami pengurangan. Dimana untuk PT Putri Cempaka Lestari per harinya mendapat suplai sebanyak 2.800 tabung yang dimuat dalam lima mobil dengan jumlah angkutan permobil sebanyak 560 tabung,” katanya.
Sementara itu untuk harga eceran tertinggi (HET) gas 3 kg di wilayah Kabupaten Rejang Lebong yang telah ditetapkan sebesar Rp16.100 per tabung, sedangkan pangkalan mengambil dari agen sebesar Rp14.800 per tabung.
Jika ada pangkalan yang menjual gas ke warung lebih dari HET sebesar Rp16.100, maka dapat dikatakan pelanggaran sehingga bisa dikenakan bisa ditindak oleh pihaknya berupa penghentian pengiriman jatah pasokan.
Penulis: AJB