Jakarta-SuaraNusantara
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Utara seperti Kabanjahe, Binjai Kota, Lubuk Pakam dan Medan, berpotensi dilanda hujan deras disertai badai petir.
Hujan disertai petir tersebut diperkirakan akan terjadi pada Sabtu (2/8/2017) sore hingga malam hari nanti dan derasnya hujan juga berpotensi menimbulkan bencana longsor.
Sebenarnya apakah badai petir itu, dan bagaimana cara berlindung dari badai tersebut?
Petir adalah fenomena alam yang indah dan memberi inspirasi, namun dapat mematikan. Selama 30 tahun terakhir, petir telah membunuh rata-rata 67 orang per tahunnya hanya di Amerika Serikat saja.
Berikut beberapa tips yang dirangkum dari berbagai sumber, terutama Wikihow.
Segera temukan tempat berlindung: Jika Anda terperangkap di tengah badai petir, kunci untuk memperkecil bahaya adalah dengan masuk ke bangunan pelindung. Jangan pernah berdiri di bawa pohon yang tinggi maupun yang rendah, dan jauhi kabel listrik karena benda-benda ini merupakan penghantar listrik yang sangat baik dan dapat berpotensi menyebabkan kematian, atau cidera serius.
Berlindunglah di dalam bangunan besar. Jika Anda tidak bisa menemukan bangunan besar, masuklah ke dalam mobil yang atap dan badannya berbahan logam. Pastikan semua jendela dan pintu mobil tertutup. Berhati-hatilah jangan sampai bersandar pada benda logam apa pun — karena jika tidak, petir akan tersalurkan ke tubuh Anda jika menyambar mobil tersebut.
Jangan gunakan radio dalam mobil. Cobalah untuk tidak menyentuh bagian kaca mobil atau bagian mana pun dari rangka logam mobil. Jika mobil itu tersambar petir, badan dari logam tersebut akan menghantarkan listrik ke sekitar Anda, bukan melalui Anda.
Hindari bangunan-bangunan kecil seperti toilet umum yang dibangun tersendiri. Tempat berlindung di ruang terbuka dan tempat berteduh dari hujan juga tidak memadai. Bangunan-bangunan seperti ini akan menarik petir dan tidak memberikan perlindungan, sehingga berada di sekitarnya akan lebih berbahaya.
Jauhi jendela: Tips kedua adalah jauhi jendela. Meski telah berada di dalam rumah, bukan berarti anda bebas dari sambaran petir. Masih ingat larangan orang tua zaman dulu yang kerap melarang anaknya berdiri di pintu saat hujan?
Tetap tutup jendela dan pintu dan cobalah untuk terus berada di kamar bagian dalam dari bangunan tersebut. Jendela dan pintu yang terbuka akan menyediakan jalan langsung untuk dilalui petir.
Jangan sentuh benda apa pun yang berbahan logam atau berhubungan dengan listrik: Menggunakan telepon rumah dan ponsel terutama ponsel yang memiliki fasilitas WIFI (internet) adalah penyebab utama dari cidera-cidera, bahkan kematian yang disebabkan oleh petir. Petir dapat masuk ke dalam rumah melalui bahan apa pun yang menghantarkan listrik. Bahan-bahan ini meliputi sambungan telepon rumah, kabel-kabel listrik, dan pipa ledeng.
Karena itu, jangan sentuh stop kontak saat badai petir. Jangan lepaskan sambungan alat listrik apa pun saat badai petir, karena sambaran petir tersebut dapat diteruskan kepada Anda.
Jangan nyalakan televisi, radio, komputer, ponsel, dan peralatan listrik apapun termasuk kulkas kala badai petir sedang melanda.
Jangan berbaring di lantai beton atau bersandar pada dinding beton. Sebab rata-rata di dalam beton ada kerangka besi yang dapat menghantarkan listrik.
Jauhilah bak mandi atau kamar mandi dan hindari kolam renang di dalam ruangan.
Tetaplah di dalam tempat berlindung: Tetaplah berada di dalamruangan setidaknya 30 menit setelah sambaran terakhir. Jangan keluar hanya karena hujan mulai berhenti. Masih ada risiko sambaran petir yang cukup besar dari badai yang sedang berlalu.
Berpencar: Jika Anda terperangkap di luar rumah saat badai petir bersama sekelompok orang, jagalah jarak setidaknya 15 sampai 30,5 meter di antara setiap orang. Langkah ini akan mengurangi risiko petir berpindah dari satu orang ke orang lainnya.
Lepaskan tas punggung Anda: Jika Anda memanjat gunung menggunakan tas punggung dengan rangka logam, lepaskan segera setelah Anda mendeteksi adanya petir. Pastikan Anda meninggalkan tas tersebut setidaknya 30,5 meter dari tempat berlindung.
Ambil posisi berjongkok untuk menghindari petir: Jika anda berada di tengah lapangan yang luas dan benar-benar tidak ada lagi tempat untuk berlindung, maka berjongkoklah dengan kedua kaki menempel, kepala ditarik ke dada atau di antara lutut Anda dan kedua tangan menutupi kedua telinga atau menempel pada kedua lutut. Pejamkan mata untuk melindunginya dari kilat terang yang terjadi di dekat Anda. Jangan berbaring rata dengan tanah, karena posisi ini akan membuat Anda menjadi target yang lebih besar bagi petir.
Posisi jongkok yang disebut dengan istilah lightning crouch ini sulit dipertahankan dan tidak menjamin 100% akan membuat Anda terbebas dari sambaran petir. Namun bila anda tersambar petir pada posisi ini, arus petir akan lebih mudah mengalir melewati tubuh Anda dan meresap ke dalam tanah, sehingga Anda memiliki peluang lebih besar untuk selamat, meski tetap akan mengalami luka bakar.
Waspadai sambaran petir yang tiba-tiba. Jika petir akan menyambar Anda atau di dekat Anda, sebenarnya ada beberapa tanda awal. Biasanya ujung rambut Anda akan berdiri meski kadang juga tidak selalu seperti itu, atau Anda mungkin merasakan sensasi geli di kulit. Benda-benda logam ringan dapat bergetar dan Anda mungkin dapat mendengar suara berderak atau yang terdengar seperti “kii kii”. Jika Anda mendeteksi adanya tanda-tanda ini, segera lakukan posisi jongkok untuk berlindung.
Kenakan sepatu bot karet: Jika anda terpaksa harus keluar rumah di saat badai petir terjadi, maka gunakan sepatu bot dari karet. Sepatu ini terbuat dari bahan yang merupakan penghantar listrik yang buruk. Ingat, jangan bawa benda apapun yang dapat menghantarkan listrik seperti payung, ponsel, gantungan kunci dari besi dll.
Siapkan peralatan pertolongan darurat: Terakhir, siapkan diri Anda dengan P3K dan perlengkapan dasar dalam menghadapi bencana lainnya. Anda bisa saja kehilangan daya listrik saat badai petir, sehingga sediakan sumber cahaya alternatif.
Penulis: Yon K