Jakarta-SuaraNusantara
Ada yang spesial di bulan November mendatang. Pada 23 – 26 November 2017, rencananya Pesta Ya’ahowu 2017 akan digelar sebagai pesta rakyat terbesar di Kepulauan Nias, Sumatera Utara.
Dalam acara ini nantinya seluruh aspek seni dan budaya Suku Nias dari berbagai kabupaten/kota yang ada di Kepulauan Nias akan ditampilkan. Sebut saja ragam permainan rakyat seperti Rago Ue, Fafusi, Fabelugama dan Fabiri. Tak ketinggalan atraksi lompat batu (fahombo) yang melegenda pun akan ditampilkan.
Tak berlebihan bila dikatakan bahwa pagelaran Pesta Ya’ahowu 2017 merupakan saat yang paling tepat bagi anda untuk datang berkunjung ke Pulau Nias. Di sini anda akan melihat betapa masyarakat Nias memiliki budaya yang sangat kental dalam kehidupan sehari-hari.
Pesta Ya’ahowu Kepulauan Nias akan dibuka pada 23 November pagi di Kota Gunungsitoli dengan pameran produk-produk unggulan, cinderamata dan ragam kuliner khas Nias. Berbarengan dengan itu juga akan dibuka Festival Seni Pahat yang diikuti setiap kabupaten dan kota di Kepulauan Nias. Tema karya seni pahat akan dikaitkan dengan sejarah dan budaya Nias.
Pada sore harinya, dari Lapangan Merdeka menuju Taman Ya’ahowu akan digelar pawai budaya yang akan diikuti langsung kepala daerah atau wakil kepala daerah dengan menggunakan pakaian adat bernuansa Nias. Masing-masing kontingen juga akan menampilkan atraksi seni budaya saat pawai. Selanjutnya baru pembukaan resmi dilakukan setelah pawai.
Atraksi seni dan budaya masih akan berlanjut hingga keesokan harinya. Sementara lomba permainan rakyat akan digelar, pada Sabtu (23/9/2017) di Lapangan Merdeka Gunung Sitoli. Akan ada juga Lomba Dayung Perahu Tradisional yang masing-masing perahu akan dihias motif Sobawalarasa berornamen Nias pada hari Minggu keesokan harinya.
Selanjutnya Gunungsitoli Night akan disuguhkan pada Minggu (24/9/2017) malam di Taman Ya’ahowu sebagai bagian dari acara penutupan sekaligus memperingati hari jadi Pemerintah Kota Gunungsitoli ke-9.
“Gunungsitoli Night merupakan pesta hiburan rakyat. Nanti akan ada salah satu artis dari Jakarta juga akan memeriahkan acara ini,” kata Wakil Walikota Gunungsitoli, Sowaa Laoli, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pelaksana Pesta Ya’ahowu Kepulauan Nias 2017, dikutip dari rilis Kementerian Pariwisata (Kemenpar), beberapa saat lalu.
Menurut Sowaa Laoli, kegiatan ini bertujuan mengenalkan bagaimana budaya-budaya Nias ke masyarakat Indonesia dan dunia serta wisatawan. “Selain itu harapannya kegiatan ini menjadi sebuah rangkaian tahapan ke depan bahwa Kepulauan Nias dijadikan daerah tujuan wisata oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia,” ujar Sowaa.
Sowaa mengatakan, pelaksanaan Pesta Ya’ahowu tahun ini sangat spesial karena untuk pertama kalinya dilangsungkan secara bersama-sama oleh empat pemerintah kabupaten dan satu pemerintah kota yang ada di Kepulauan Nias. “Sebelumnya Pesta Ya’ahowu dilaksanakan oleh masing-masing daerah,” tutur Sowaa, dikutip dari rilis Kemenpar, beberapa saat lalu.
Kota Gunungsitoli sendiri ditunjuk menjadi tuan rumah Pesta Ya’ahowu 2017 berdasarkan keputusan dalam Forum Kepala Daerah Kepulauan Nias yang digelar beberapa waktu lalu.
Dari paparan Sowaa, setiap daerah telah mempersiapkan kontingen-kontingen yang akan melakukan pertunjukkan. Pihak penyelenggara juga sudah mempersiapkan lokasi yang akan dijadikan tempat penyelenggaraan.
“Kita sudah mempersiapkan sebuah taman Ya’ahowu di kota Gunungsitoli yang view-nya langsung ke laut. Sangat indah,” kata dia.
Kebetulan, tren wisatawan ke Nias mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan ada nuansa baru dalam dunia kepariwisataan di Gunungsitoli dan Kepuluan Nias pada umumnya. Sowaa berharap kegiatan ini semakin mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan ke Kepulauan Nias.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Gunungsitoli yang dalam kegiatan ini menjabat sebagai Sekretaris Tim Pelaksana, Yasokhi Tertulianus Harefa mengatakan, pelaksanaan pada tahun ini di rancang sangat menarik. Standarnya sudah mengacu pada taste global.
“Konsep acaranya akan lebih karena ada penyempurnaan, termasuk dalam atraksi seni dan budaya dari masing-maaing kabupaten dan kota,” kata dia.
Dari saat ini Yasokhi mengatakan telah berkoordinasi dengan masing-masing kabupaten lainnya untuk menginventarisir seni dan budaya yang akan ditampilkan. Hal ini agar tidak ada kesamaan budaya yang akan ditampilkan nanti.
Dia juga meminta untuk segi tampilan dapat dikemas dengan baik. Mulai dari sisi busana, koreografi, semuanya ditata dengan baik. Mengingat tahun ini targetnya didatangi ribuan wisatawan.
Penulis: Yon K